Selasa, 30 Oktober 2012

Ujung genteng part 2

Ujung genteng dimana sih? Begitulah pertanyaan banyak orang.
Ujung genteng memang belum banyak dikenal orang, namun keberadaan nya sekarang ini mulai memberikan kontribusi didalam pariwisata Indonesia.
Ujung genteng berada di daerah pantai selatan jawa barat, terletak 230 km dari Jakarta. Dapat ditempuh selama kurang lebih 7 jam. Rute yang harus ditempuh adalah Jakarta – Bogor – pelabuhan ratu – Jampang kulon – Surade – Ujung genteng.
Lalu ada apa di daerah sekitar Ujung genteng ini?
Salah satu pesona nya adalah pantai pagumbuhan dimana kita dapat melihat penyu bertelor. Pantai dengan pasir yang lembut dan gembur ini merupakan tempat favorit bagi para penyu untuk bertelor. Hampir setiap hari ada penyu yang mampir kepantai ini. Bahkan ketika musim bertelor tiba (bulan Agustus) penyu yang menggunjungi pantai ini dapat mencapai 20 ekor. Penyu yang bertelor disini cukup besar, dan umurnya berkisar 100 tahunan. Luar biasa sekali mengingat penyu ini telah hidup 1 abad, mungkin ketika jaman nya kakek kita masi muda penyu ini sudah hidup di dunia ini. Wow..
Pantai ujung genteng sendiri memang sangat indah, pemandangan sunset yg indah, langit biru yg biru, dan air yg jernih merupakan suatu keunggulan yang benar-benar top , namun jangan membandingkan pantai ujung genteng dengan pantai pangadaran atau anyer karena hasilnya akan sangat2 berbeda. Pantai ujung genteng memang cukup landai, dan airnya sangat jernih, namun pantai ini banyak terdapat batu karang, sehingga tidak dapat dipakai untuk berenang.
Daya tarik lain nya di sekitar daerah ujung genteng adalah curug (air terjun)
Curug cikaso , disini terdapat 3 air terjun, untuk mencapainya kita perlu naik perahu sekitar 3 menitan. Atau berjalan kaki sebentar. View yang sangat indah dapat kita temukan, sekali memandang 3 air terjun kita nikmati. sungguh luar biasa.
Ujung Genteng seperti banyak orang bilang adalah hidden paradise, mengapa? karena selain letaknya di ujung, terpencil, anda tidak akan percaya bahwa ternyata ada pantai dengan pasir putih yang benar-benar cantik. yaitu di cipanarikan, tidak kalah cantik dengan bali
Alam ujung genteng memang menggoda untuk di kunjungi, namun jangan berharap akan mudah untuk mencapai ujung genteng, karena disana benar-benar tempat yang terpencil. Hanya ada beberapa warung, barang yg dijual pun tidak lengkap. Fasilitas transportasi agak sulit, hanya ada ojek.
mungkin harus anda pikirkan ulang jika anda ingin berpetualang kesana dengan kendaraan umum, (backpacker) karena tempatnya benar-benar terpencil. Dan jarak antara satu wisata dengan wisata lainnya sangatlah jauh,

Kamis, 18 Oktober 2012

Masjid agung Bangkalan Madura

Masjid agung Bangkalan Madura
Sultan Abdul Kadirun adalah Pangeran di Keraton Bangkalan. Pada suatu hari Sultan berencana untuk membuat sebuah masjid di pusat Kraton Bangkalan. Nama masjid itu adalah Masjid Agung Bangkalan. Masjid Agung Bangkalan memiliki 16 menara berukuran 15 meter. Namun satu diantara menara tersebut tingginya kurang 1 meter. Sultan bingung memikirkan bagaimana cara agar menara tersebut tingginya sama dengan menara lainnya, tanpa menambal atau membongkar menara tersebut.

 sorry pren poto itu kurang gede jadi ngk kliatan bener tp di jamin itu asli poto di sana klo ndk percaya lihat aja samping motor aku plat no nya apa ... deskripsi buat trip yg ini cuma sedikit heheheh ....

Air Terjun Curug Kembar


Air Terjun Curug Kembar Baladewa 
 merupakan wisata air terjun yang terletak di Dusun Wirogomo, Kecamatan Banyu Biru, Kabupaten  Semarang tepatnya di lereng Gunung Kelir. Kawasan Wisata Air Terjun ini resmi dibuka pada tanggal 18 Juni 2008. Merupakan kawasan wisata yang masih alami sebab terletak di lereng pegunungan dan belum banyak yang menjangkau tempat ini. Tempatnya pun masih cukup asri dan sejuk sebab dikelilingi oleh pemandangan yang indah dengan hamparan sawah-sawah hijau nan panjang. Air Terjun ini dinamakan Kembar karena  ada dua air terjun yang bersebelahan yang hanya berjarak sekitar seratus meter saja.   Air terjun pertama memiliki ketinggian sekitar 50 meter dan lainnya setinggi 70 meter. hanya cukup berjalan sebentar saja dari air terjun pertama maka akan sampai ke air terjun yang kedua. 
             
 Menurut masyarakat setempat, nama Baladewa sudah ada sejak nenek moyang. Baladewa adalah tokoh yang kuat. Konon jika mandi di air terjun ini badan menjadi lebih segar dan kuat. Tak jauh dari air terjun inipun terdapat sumber air hangat Asinan yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Keberadaan air hangat Asinan di desa yang berada di lereng Gunung Kelir ini juga tidak banyak diketahui orang. Maka dari itu saya dan teman-teman kuliah menyempatkan diri untuk mengunjungi sekaligus wisata alam ke Curug Kembar Baladewa guna menghilangkan penat dan kesibukan kuliah.

Untuk menuju Wirogomo yang merupakan daerah tinggi, kita bisa melewati kampung Kauman Banyubiru Ambarawa, sekitar 5 km dari Palagan Ambarawa. Dari kampung ini sekitar 5 km dan cukup lurus menanjak untuk sampai ke lokasi. Perjalanannya pun juga cukup menantang karena jalanannya naik turun dan cukup curam. Dan untuk sekedar info, kendaraan roda empat dan bus belum bisa mencapai daerah ini dan diharuskan menggunakan sepeda motor.

Setelah sampai di areal parkir Dusun Krajan Desa Wirogomo, kami harus berjalan kaki melewati jalan setapak sepanjang kurang lebih 700 meter untuk menuju lokasi air terjun kembar ini. Jalan setapak ke lokasi ini memiliki kondisi geografis yang relatif landai dan licin sewaktu hujan.Tiket seharga Rp 4000,- pun cukup untuk melihat keindahan alam Wirogomo ini. Sepanjang perjalanan kami pun disuguhi dengan pemandangan yang elok nan memukau. Hamparan sawah, pegunungan, dan sungai yang mengalir dengan airnya yang sangat jernih ini tak henti-hentinya memanjakan mata kami. Sungguh nikmat Tuhan yang harus kita syukuri dan kita lestarikan sebagai warisan peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia.

 Selain 2 air terjun ini, di lereng yang lebih tinggi lagi sebenarnya terdapat satu air terjun lagi yang dapat dilihat dari kejauhan. Namun karena areanya yang cukup curam sehingga tidak memungkinkan wisatawan untuk mencapai ke sana dan hanya mampu mendaki samapai ke 2 air terjun. Di dekat air terjun ini juga terdapat kolam yang tidak terlalu dingin dan bisa digunakan untuk mandi. Yang semuanya itu akan membuat wisatawan yang datang menjadi betah dan tak ingin-ingin untuk segera pulang. Bagaimana tertarik dengan pesonanya? datang dan rasakan keindahan Curug Kembar Baladewa.

Coban Rondo

Coban Rondo Malang
Air terjun Coban Rondo terletak di lereng Gunung Kawi, Kabupaten Malang yang menurut administrasi pengelolaan hutan masuk dalam wilayah KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Perum Perhutani Malang. Sedangkan menurut administrasi pemerintahan, Cobanrondo berada di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Untuk berkunjung ke tempat wisata ini tidak terlalu sulit, karena saat melewati jalan raya antara Batu menuju Pujon, Anda dapat melihat petunjuk jalan menuju ke air terjun Coban Rondo. Jalanan yang sudah baik memudahkan pengunjung yang datang menggunakan kendaraan. Tempat wisata ini juga dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari keramaian.

Jika ingin mencapai air terjun, Anda harus berjalan kaki sekitar 2 km dari loket pembelian karcis. Perjalanan akan tidak terasa berat karena rimbunnya pepohonan hijau yang akan melindungi Anda dari sengatan sinar matahari dan memberi banyak oksigen untuk paru-paru. Jalan setapak yang harus dilewati sudah baik sehingga tidak memberatkan perjalanan Anda.
Dengan suhu rata-rata sekitar 22 derajat Celcius, Anda akan menikmati kesejukan suasana. Sehingga tidak heran jika banyak pengunjung yang senang untuk bersantai di bawah pepohonan atau duduk sejenak diatas bangku batu yang tersedia.
Dalam tempat wisata ini juga ada fasilitas lain seperti arena bermain anak atau tempat untuk Anda yang ingin berkemah di alam terbuka. Dalam perjalanan, Anda akan melewati jembatan yang membentang di atas sungai. Suara riak air terdengar menyejukkan. Di ujung jalan, banyak pula pedagang-pedagang yang menawarkan makanan, minuman, atau souvenir unik yang bisa dijadikan kenang-kenangan atau oleh-oleh.
Hal lain yang juga menarik adalah adanya monyet-monyet yang muncul untuk meminta atau mencari makanan dari para pengunjung. Tingkahnya yang lucu, banyak menarik perhatian anak-anak.

Air Terjun Coban Rondo

Saat tiba di depan air terjun Coban Rondo, suasana segar dan dingin langsung terasa. Air terjun dengan ketinggian 84 meter ini terlihat perkasa dengan mencurahkan begitu banyak air. Pada musim hujan, debit air terjun sebanyak 150 liter setiap detik, sedangkan pada musim kemarau debit airnya 90 liter per detik.
Rasa penat akan hilang dengan menikmati air terjun yang berada pada ketinggian 1.135 meter di atas permukaan laut. Pemandangan indah alami di sekitar air terjun dapat memberikan ketenangan. Anda juga dapat merasakan dinginnya air yang menghujani tubuh atau berenang di kolam di bawah air terjun yang akan memberi kesegaran. Kesempatan untuk berfoto di depan air terjun bersama teman atau keluarga tidak pernah dilewatkan para pengunjung.

Legenda Coban Rondo

Coban merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti air terjun. Sedangkan rondo berarti janda. Ada legenda tentang asal-usul nama air terjun ini. Cerita ini dapat Anda lihat di dekat air terjun, di dalam sebuah bingkai kaca, tertulis Legenda Cobanrondo yang merupakan asal-usul nama tempat ini.
Kisahnya adalah ketika pasangan suami istri yang baru menikah. Sang istri bernama Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi. Sedangkan suaminya bernama Raden Baron Kusuma yang berasal dari Gunung Anjasmoro.
Ketika pernikahan sudah mencapai 36 hari (selapan), Dewi Anjarmwati mengajak suaminya untuk mengunjungi Gunung Anjasmoro, daerah asal suaminya. Orang tua Dewi Anjarwati melarang keduanya pergi karena baru selapan. Tetapi, Dewi Anjarwati dan suaminya tetap berkeras untuk pergi.
Ketika dalam perjalanan, mereka berdua dikejutkan dengan kehadiran Joko Lelono yang tidak diketahui asal-usulnya. Joko Lelono terpikat oleh kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha merebutnya.
Akhirnya perkelahian antara Raden Baron Kusuma dengan Joko Lelono tidak dapat dihindarkan. Kepada punokawan yang menyertainya, Raden Baron berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di tempat yang ada cobannya (air terjun). Perkelahian terus berlangsung sampai akhirnya Raden Baron dan Joko Lelono sama-sama tewas. Dengan demikian Dewi Anjarwati menjadi janda atau dalam bahasa Jawa yaitu rondo. Sejak saat itu, air terjun tempat Dewi Anjarwati menunggu suaminya disebut Coban Rondo. Konon, batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri.

Lumpur LAPINDO Sidoarjo

Lumpur LAPINDO Sidoarjo
Ada yang mengatakan bahwa lumpur Lapindo meluap karena kegiatan PT Lapindo di dekat lokasi itu.
Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Kontrak itu diperoleh Medici atas nama Alton International Indonesia, Januari 2006, setelah menang tender pengeboran dari Lapindo senilai US$ 24 juta.
Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur tersebut akan dipasang selubung bor (casing ) yang ukurannya bervariasi sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss (hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung.
Sesuai dengan desain awalnya, Lapindo “sudah” memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, casing 20 inchi pada 1195 kaki, casing (liner) 16 inchi pada 2385 kaki dan casing 13-3/8 inchi pada 3580 kaki (Lapindo Press Rilis ke wartawan, 15 Juni 2006). Ketika Lapindo mengebor lapisan bumi dari kedalaman 3580 kaki sampai ke 9297 kaki, mereka “belum” memasang casing 9-5/8 inchi yang rencananya akan dipasang tepat di kedalaman batas antara formasi Kalibeng Bawah dengan Formasi Kujung (8500 kaki).
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujung-nya. Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat di atasi dengan pompa lumpurnya Lapindo (Medici).
Underground Blowout (semburan liar bawah tanah)
Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi & berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pemboran MIGAS di Indonesia setiap tindakan harus seijin BP MIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BP MIGAS.
Dalam AAPG 2008 International Conference & Exhibition dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh American Association of Petroleum Geologists (AAPG) dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan PEMBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan KOMBINASI Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan tertanggal 29 Mei 2007 juga menemukan kesalahan-kesalahan teknis dalam proses pemboran.

Pemandian air MUNCUL

Pemandian Air MUNCUL 
 Pemandian Muncul terletak di Dusun Muncul, Desa Rawa Boni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Yang unik dari Pemandian Muncul ini adalah sumber mata airnya. Air pengisi kolam-kolam di Pemandian Muncul berasal dari mata air alami yang berada di dasar kolam. Inilah mengapa nama tempat ini Muncul, karena sumber airnya muncul secara alami dari dasar kolam. Oleh karena terletak di lereng Gunung Gajah Mingkur, air pengisi kolam ini luar biasa dingin menyegarkan. Terletak 9 KM dari Kota Salatiga dan 25 KM dari Kota Ungaran, Pemandian Alami Muncul ini tergolong mudah dicapai dengan angkutan umum. Namun, sebaiknya hindari waktu sore menjelang malam hari lantaran jalur perlintasan Muncul ini adalah jalur alternatif dari Ambarawa menuju Yogyakarta. Tau artinya donk? Jalur ini akan sepi dan angkutan akan sukar ditemui selepas sore menjelang. Jangan sampai anda kehabisan angkutan dan nggak bisa pulang ke kota asal anda. Hehehe...
Dengan tiket Rp. 3.500 untuk hari biasa dan Rp. 5.000 untuk hari libur, saya masuk ke dalam pemandian ini. Harganya yang luar biasa murah menjadikan tempat ini ramai dikunjungi pengunjung pada sore itu. Pria, wanita, tua, muda ramai bergerombol bermain di tepi dan tengah kolam. Ketika masuk, lokasi kamar ganti pria dan wanita sudah dipisah. Kamar ganti pria berada di sebelah kanan dan wanita di sebelah kiri. Pemandian Alami Muncul ini cukup tertata dengan baik lantaran hampir setiap bagiannya sudah dikeramik. Dasar kolam tempat kita akan berpijak pun juga sudah dikeramik dengan baik. Kolam di pemandian ini berjumlah dua buah. Kolam yang ujung lebih dangkal dibanding kolam utama. Kolam utama sendiri memiliki kedalaman hingga 3 meter. Airnya yang luar biasa dingin menyegarkan dan menggetarkan seluruh syaraf saya. Seluruh syaraf saya langsung terbangun dan saya berenang bolak balik beberapa kali agar dinginnya air kolam tidak terlalu terasa.

Pemandian ini memiliki loker yang dapat dipinjam untuk menyimpan barang-barang bawaan kita. Yang menyenangkan, peminjaman loker tersedia secara gratis! Yang perlu kita lakukan hanyalah meminta ijin kepada para life guard yang menjaga loker-loker tersebut. Lokernya sendiri berukuran cukup besar dan mujat dijejali berbagai macam barang. Kuncinya bisa kita bawa berenang. Kekurangan hanya terletak pada kamar mandinya. Walaupun memiliki pancuran bilas, namun kita pastinya tetap butuh kamar mandi untuk mengganti pakaian basah dengan yang kering donk? Entah bagaimana, kamar mandi pemandian ini terletak lebih rendah daripada kolam-kolam pemandian. Akibatnya, luberan air kolam selalu mengalir dan membanjiri kamar mandi yang ada. Walaupun air yang membanjiri kamar mandinya bening dan jernih serta tidak menimbulkan kesan jorok, namun agak repot juga kalau kita perlu mengganti baju di lantai yang basah karena aliran air tersebut. Kamar mandinya juga tidak dilengkapi dengan lampu atau cahaya. Harus agak sedikit membuka pintu kalau mau berganti baju nich. Hihihi.
Walaupun tidak dilengkapi dengan seluncuran ataupun permainan air seperti layaknya waterpark yang dibangun akhir-akhir ini, Pemandian Alami Muncul tetap memikat lantaran kualitas air pegunungan yang mengisi kolam-kolamnya. Dinginnya air kolam tersebut menimbulkan sensasi menyenangkan untuk saya yang tinggal di kota. Kolam ini layak banget dijadikan tempat berolahraga sekaligus berkumpul bersama teman-teman. Kalau sudah selesai berenang dan lapar, silahkan makan di rumah makan yang berada di sekitar pemandian alami ini. Cicipi dech ikan air tawar khas Rawa Pening yang disajikan di rumah makan di sekitar pemandian ini.

Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Iindah

 

 Adalah Siti Hartinah Soeharto—yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto—mempunyai gagasan membangun kawasan wisata Taman Mini “Indonesia Indah”. Prakarsa itu diilhami oleh pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual.

Selaku ketua Yayasan Harapan Kita (YHK), yang berdiri pada tanggal 28 Agustus 1968, Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia pada rapat pengurus YHK tanggal 13 Maret 1970 di Jl. Cendana No. 8, Jakarta. Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat daerah yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia. Gagasan itu dilandasi, antara lain, semangat untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.


Tanggal 30 Januari 1971, pada penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara yang juga dihadiri oleh Presiden, Ibu Tien Soeharto dengan didampingi Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud untuk pertama kalinya memaparkan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” di depan umum. Berbagai saran, tanggapan, dan pemikiran dari berbagai kelompok masyarakat pun muncul, yang sebagian besar mendukung pembangunan proyek tersebut.


Pada tanggal 11 Agustus 1971, dengan surat YHK, Ibu Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultans untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan. Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan.


Lokasi pembangunan proyek awalnya berada di daerah Cempaka Putih, di atas tanah seluas + 14 hektar. Namun Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menyarankan lokasi di daerah sekitar Pondok Gede, Kecamatan Pasar Rebo, dengan luas tanah ± 100 hektar. Selain lebih luas, lokasi itu juga mengikuti perkembangan kota Jakarta di kemudian hari. Ibu Tien Soeharto menerima saran tersebut, karena dengan lahan yang lebih luas memungkinkan proyek miniatur Indonesia menampilkan rumah-rumah adat daerah dan bangunan-bangunan lain dalam ukuran yang sebenarnya.


Pada tanggal 30 Juni 1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara bersinambung. Rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung Pengelolaan disiapkan oleh Nusa Consultants berikut pembuatan jalan dan penyediaan kaveling tiap-tiap bangunan. Rancangan bangunan lain, seperti bangunan khas tiap daerah, dikerjakan oleh berbagai biro arsitek, sedang Nusa Consultants hanya membantu menjaga keserasian secara keseluruhan.


Berkat kegotong-royongan semua potensi nasional: masyarakat di sekitar lokasi, pemerintah pusat dan daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat lainnya, dalam kurun waktu tiga tahun pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai.


Pada tanggal 20 April 1975 Taman Mini “Indonesia Indah” diresmikan pembukaannya oleh Presiden Soeharto.


Teater Imax Keong Emas berbentuk keong raksasa, merupakan tempat pemutaran
dan pertunjukan film khusus dengan teknologi canggih, didirikan atas prakarsa
lbu Tien Soeharto, dan mulai dioperasikan pada tanggal 20 April 1984.
Gedung teater yang sangat khas ini dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang
mendidik guna memperkenalkan kekayaan alam dan budaya bangsa

Museum Kreta Api Ambarawa

Museum Kreta Api Ambarawa

Seorang peramal terkenal pada masa Kerajaan Kediri, Jayabaya, pernah berujar, "mbesuk yen ana ramening jaman, Tanah Jawa bakal sabukan wesi" (suatu saat jika zaman sudah ramai, Tanah Jawa akan berikatpinggangkan besi). Pertengahan abad ke-19 prediksi itu terbukti benar. Jalur kereta api mulai dibangun untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1864 dan terus dibangun di sepanjang pulau sehingga menjadi ikat pinggang yang mempersatukan Jawa. Kereta api sebagai alat transportasi massal memberi ruang bagi orang-orang di bagian barat, tengah, dan timur Jawa untuk saling mengenal dan bertegur sapa.
Pada masa itu keberadaan kereta api jauh lebih populer dibandingkan kereta kuda, gerobak, atau mobil. Stasiun demi stasiun pun dibangun guna memudahkan perjalanan. Berhubung pada zaman Hindia Belanda kawasan Ambarawa merupakan daerah militer, The Netherlands Indische Spoorweg Maatscappij (Jawatan Kereta Api Belanda) membangun sebuah stasiun kereta api di Ambarawa dengan nama Stasiun Kereta Api Willem 1 supaya memudahkan mengangkut pasukan menuju Semarang. Pada tahun 1976, Stasiun Ambarawa dialihfungsikan menjadi Museum Kereta Api Ambarawa dengan koleksi utama berupa 21 loko uap yang diletakkan di tempat terbuka, menyebar di bawah rimbunnya pepohonan. Lokomotif berusia tua tersebut beberapa di antaranya mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Loko C28 buatan pabrik Jerman merupakan loko yang membantu pelarian Presiden Soekarno dari Jakarta ke Yogyakarta pada tahun 1946. Sedangkan loko D5106 pernah bertugas di jalur Hedjaz Railway dan mengangkut jemaah haji serta logistik tentara Turki.
Saat YogYES tiba di Museum Kereta Api Ambarawa, suasana tidak begitu ramai sebab hari sudah beranjak sore. Bangunan tua menyerupai lokomotif dan gerbong kereta yang dahulu berfungsi sebagai kantor stasiun menyambut siapapun yang datang. Saat ini bangunan tersebut berfungsi sebagai ruang pamer, tempat menyimpan beberapa koleksi museum seperti pesawat telepon kuno, mesin ketik, mesin hitung, mesin telegram,stempel karcis, hingga beragam topi masinis. Selain itu, terdapat foto-foto tentang sejarah perkeretaapian di Indonesia. Di sisi kiri dan kanan bangunan berjajar kursi kayu tua yang nyaman untuk menikmati segarnya angin sore. Sekumpulan bocah lelaki nampak asyik bermain bola di antara rel, lokomotif tua, dan lori wisata. Pada musim liburan, akhir pekan, atau banyak kunjungan wisatawan, kereta lori wisata dengan kapasitas 15 - 20 penumpang akan dijalankan menyusuri rel Ambarawa - Tuntang. Sayangnya saat YogYES datang lori wisata tersebut sedang tidak beroperasi.
Bersebelahan dengan lori terdapat gerbong kereta uap berwarna hijau dengan ornamen kuning. Biasanya gerbong berkapasitas 80 orang itu ditarik oleh loko B5202 atau B5203 yang merupakan lokomotif tua buatan Maschinenfabriek Esslingen, Jerman. Meskipun sudah tua, lokomotif yang hanya tersisa di tiga tempat di dunia tersebut masih sanggup menarik gerbong kereta dan mendaki pengunungan menuju Stasiun Bedono. Tarifnya yang mahal untuk sekali keberangkatan sebanding dengan pengalaman yang diperoleh saat naik kereta api uap bergerigi ini. Di sepanjang jalan, mata Anda akan dimanja dengan lanskap menawan berupa sawah dan ladang dengan latar belakang Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu, serta Rawa Pening di kejauhan. Tak hanya bertamasya naik kereta semata, perjalanan ini sekaligus menjadi napak tilas jejak perkeretaapian di Indonesia.

Rabu, 17 Oktober 2012

KOTA SURABAYA

Kota Surabaya 
adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah.
Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya).
Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura (7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain atau warga asing.
Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten Gresik di Barat. Surabaya berada pada dataran rendah,ketinggian antara 3 – 6 m di atas permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan Gayungan ketinggiannya antara 25 – 50 m diatas permukaan laut dan di bagian barat sedikit bergelombang. Surabaya terdapat muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas.luas wilayah kota surabaya adalah 374,36 km2.
Suku Jawa adalah suku bangsa mayoritas di Surabaya. Dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya, Suku Jawa di Surabaya memiliki temperamen yang sedikit lebih keras dan egaliter. Salah satu penyebabnya adalah jauhnya Surabaya dari kraton yang dipandang sebagai pusat budaya Jawa.
Surabaya juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura, Tionghoa, dan Arab.
Sebagai pusat pendidikan, Surabaya juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri. Sebagai pusat komersial regional, banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di daerah Surabaya, terutama di daerah Surabaya Barat.

Puncak BOGOR

PUNCAK BOGOR
Puncak ---> suatu tempat dimna orang bisa merasakan keindahan alam seutuhnya.puncak jg merupakan suatu tempat beristirahat,terutama bagi kebanyakan orang2 jakarta dmna stelah 5 hari bekerja bisa menenangkan pikiran dr tadinya lelah bekerja menjadi tenang,damai dan menjadi lebih pres.

Puncak ---> merupakan tempat di mana kita bisa melihat keindahan kota bogor terutama pada malam hari.Pada sore hari juga kita bisa bersantai di sana sambil melihat sunset.
Pada malam hari selain melihat kota bogor dari puncak sana, kita juga bisa sekalian mampir di warung2 pinggir jalan sambi menikmati beberapa hidangan makanan,diantaranya jagung bakar.
Sambil kita santai bersama keluarga ataupun yang bawa pasangan.
Kalo kita enggan pulang di sana jug aterdapat banyak vila – vila dari mulai harga paling murah sampai harga yang mahal juga ada.
Di puncak sana juga terdapat mesjid yang limayan cukup terkenal juga,yaitu mesjid At-taun.
Biasanya di mesjid itu lah orang2 pada beristirahat sambil setelah melakukan solat sambil melihat jalan yg berliku dan keindahan kota bogor.
Ini adalah gambar mesjid At-tau'un,:

7 Bidadari

Tujuh Bidadari Waterfall
Konon, sejumlah bidadari pernah mampir untuk mandi di sebuah jurug atau air terjun di Dusun Keseneng, Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Ya, wajar saja para bidadari tersebut tertarik ke air terjun tiga susun setinggi sekitar 10 meter tersebut karena airnya jernih, segar, dan udaranya sejuk.

Mitos perempuan cantik berambut panjang dari kayangan mengiringi cerita keindahan air terjun yang oleh warga sekitar disebut sebagai "Tujuh Bidadari". Cerita turun-temurun ini memang layak mewakili kesegaran air yang jatuh dari sela-sela batu Kali Banteng tersebut.
Air terjun yang terletak di sebelah barat Obyek Wisata Bandungan ini masih alami. Jalan setapak tanah yang berada di antara rindangnya pohon bambu mengantarkan perjalanan menuju lokasi air terjun.
Air terjun tiga susun dengan ketinggian sekitar tiga meter masing-masing ini dikelilingi pohon dengan pemandangan terasering persawahan. Tidak jauh dari tempat itu, gemericik air di pertemuan dua sungai, yaitu Kali Beringin dan Kali Banteng, memecah kesunyian.
Semua itu merupakan sebuah perpaduan yang pas bagi penyuka jalan-jalan, sepeda gunung, dan fotografi. Lokasi yang tenang tanpa bising dan polusi kendaraan atau sesaknya pedagang kaki lima membantu menghilangkan penat dari rutinitas. Mungkin juga, kawasan ini bisa menjadi jawaban atas kebosanan setelah mengunjungi sejumlah tempat wisata di Lereng Gunung Ungaran.

Untuk sampai ke lokasi memang perlu tenaga ekstra dengan bertanya kepada penduduk sekitar karena memang belum ada papan informasi menuju ke sana. Akses jalan yang mulus menuju Dusun Keseneng cukup untuk mobil pribadi atau roda dua dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.
Warga dusun itu tentunya akan dengan senang hati menunjukkan jalan menuju air terjun yang kira-kira lima menit perjalanan dengan kendaraan. Selepas dusun, akses jalan memang masih berupa batu dan tanah.

Hanya dibutuhkan 200 langkah kaki orang dewasa untuk sampai ke lokasi dari tempat parkir kendaraan. "Di sini memang belum ada tempat parkir dan tiket masuk untuk wisatawan," ujar Dul Ngadi, Kaur Kesra Desa Keseneng.

Alasan Dul Ngadi (54) mempromosikan air terjun "Tujuh Bidadari" adalah untuk mengenalkan potensi desanya sekaligus mendorong kesejahteraan warga melalui pariwisata. Dia berharap, infrastruktur jalan dari dusun ke air terjun akan diperbaiki.

Ujung Genteng

Ujung genteng

Ujung genteng dimana sih? Begitulah pertanyaan banyak orang.
Ujung genteng memang belum banyak dikenal orang, namun keberadaan nya sekarang ini mulai memberikan kontribusi didalam pariwisata Indonesia.
Ujung genteng berada di daerah pantai selatan jawa barat, terletak 230 km dari Jakarta. Dapat ditempuh selama kurang lebih 7 jam. Rute yang harus ditempuh adalah Jakarta – Bogor – pelabuhan ratu – Jampang kulon – Surade – Ujung genteng.
Lalu ada apa di daerah sekitar Ujung genteng ini?
Salah satu pesona nya adalah pantai pagumbuhan dimana kita dapat melihat penyu bertelor. Pantai dengan pasir yang lembut dan gembur ini merupakan tempat favorit bagi para penyu untuk bertelor. Hampir setiap hari ada penyu yang mampir kepantai ini. Bahkan ketika musim bertelor tiba (bulan Agustus) penyu yang menggunjungi pantai ini dapat mencapai 20 ekor. Penyu yang bertelor disini cukup besar, dan umurnya berkisar 100 tahunan. Luar biasa sekali mengingat penyu ini telah hidup 1 abad, mungkin ketika jaman nya kakek kita masi muda penyu ini sudah hidup di dunia ini. Wow..
Pantai ujung genteng sendiri memang sangat indah, pemandangan sunset yg indah, langit biru yg biru, dan air yg jernih merupakan suatu keunggulan yang benar-benar top , namun jangan membandingkan pantai ujung genteng dengan pantai pangadaran atau anyer karena hasilnya akan sangat2 berbeda. Pantai ujung genteng memang cukup landai, dan airnya sangat jernih, namun pantai ini banyak terdapat batu karang, sehingga tidak dapat dipakai untuk berenang.
Daya tarik lain nya di sekitar daerah ujung genteng adalah curug (air terjun)
Curug cikaso , disini terdapat 3 air terjun, untuk mencapainya kita perlu naik perahu sekitar 3 menitan. Atau berjalan kaki sebentar. View yang sangat indah dapat kita temukan, sekali memandang 3 air terjun kita nikmati. sungguh luar biasa.
Ujung Genteng seperti banyak orang bilang adalah hidden paradise, mengapa? karena selain letaknya di ujung, terpencil, anda tidak akan percaya bahwa ternyata ada pantai dengan pasir putih yang benar-benar cantik. yaitu di cipanarikan, tidak kalah cantik dengan bali
Alam ujung genteng memang menggoda untuk di kunjungi, namun jangan berharap akan mudah untuk mencapai ujung genteng, karena disana benar-benar tempat yang terpencil. Hanya ada beberapa warung, barang yg dijual pun tidak lengkap. Fasilitas transportasi agak sulit, hanya ada ojek.
mungkin harus anda pikirkan ulang jika anda ingin berpetualang kesana dengan kendaraan umum, (backpacker) karena tempatnya benar-benar terpencil. Dan jarak antara satu wisata dengan wisata lainnya sangatlah jauh,